Elin menelan saliva susah payah. “T-tidak ada yang mau menariknya, tapi… se-sepertinya Mas lelah. Lebih baik kita— Hmmppp!” Elin melotot terkejut saat sang suami telah membungkamnya dengan ciuman. Hanya menempel, tapi cukup membuatnya terkejut.
“Mas tidak lelah sama sekali…” bisik Raja parau setelah menjauhkan bibirnya. Ia menatap Elin intens sampai sang istri panas dingin dibuatnya. Sudah sejak tadi ia tergoda oleh penampilan sang istri. Jadi, saat ada kesempatan berdekatan seperti ini, tentu Raja tidak akan menyia-nyiakan barang satu detik pun. “Apa kamu… yang lelah? Kalau Sayang lelah, mas akan menahannya—” perkataan Raja terhenti saat melihat gelengan kencang sang istri sebagai jawaban.
“Jadi boleh sekarang?”
Senyum Elin perlahan terbit. Ia mengangguk malu-malu. “Boleh…”
Raja ters
