Malam hari di Singapura, langit sudah gelap ketika Evan duduk di balkon hotelnya dengan wajah lelah. “Aku sudah menelusuri semua tempat di Singapura… tapi kenapa Karina dan Sean nggak ketemu juga,” gumamnya frustasi sambil memijat pelipis. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia melirik layar papa. Dengan napas berat, ia menjawab panggilan itu. “Halo, Evan! Ke mana aja kamu tiga hari ini? Papa telepon nggak pernah diangkat!” suara Aditya terdengar tajam di seberang. “Pah, aku… aku lagi di Singapura. Aku sedang mencari Karina...” Belum sempat Evan menyelesaikan kalimatnya, suara Aditya langsung meninggi. “APA?! Kamu ke Singapura cuma buat cari w************n itu? Cepat pulang, Evan! Bisnis keluarga jauh lebih penting daripada perempuan itu!” “Tapi, pah… dengar dulu...” “Tidak ada tapi! K

