“Kakak mandi dulu ya, setelah itu kita pulang,” ucap Sean sambil menatap Karina, lalu mencium keningnya lembut sebelum menuju kamar mandi. Karina menunduk, hatinya bergejolak. “Gak… aku nggak akan membiarkan kak Sean ninggalin aku begitu saja… setelah dia mengambil kesucian ku. ” pikirnya. “Aku harus membuatnya tetap di sisiku, bahkan dari kalau harus merebutnya dari Kaka Nana sekalipun,” pikir Karina dengan licik. Ia berdiri perlahan, berlari membuka pintu kamar mandi, dan memeluk Sean yang tengah berdiri di bawah shower. “Sayang…” Sean menoleh, menatap Karina dengan mata yang penuh kehangatan. “Maaf, kak… aku nggak mengerti posisi kakak,” bisik Karina, suaranya gemetar. Sean menatapnya sejenak, lalu dengan lembut memegang pipinya. “Kakak minta maaf juga… kakak belum bisa kasih kepas

