Karina melangkah cepat keluar dari butik sambil sibuk memeriksa pesan di ponselnya. Saat membelok ke arah koridor utama, bruk! paper bag belanjaannya jatuh berserakan di lantai. “Aduh! Kamu kalau jalan tuh lihat-lihat dong! Punya mata nggak sih?” seru Karina dengan nada kesal sambil jongkok memunguti belanjaannya. Seorang pria tinggi berjas hitam langsung menunduk ikut membantu. Wajahnya khas Korea rahang tegas, rambut hitam tersisir rapi, dan senyum kecil di bibirnya. “Maaf, nuna. Kamu orang Indonesia ya?” suaranya tenang tapi terdengar hangat. Karina mendengus. “Bukan urusan kamu. Tadi kamu yang nabrak aku!” Pria itu menaikkan alis, tampak heran. “Sebentar. Kamu tadi jalan sambil main ponsel, kan? Aku yang ditabrak malah kamu yang marah.” “Kamu yang nggak mau ngalah sama cewek! Das

