Makin hari morning sickness Keyra makin menjadi. Sebelum berangkat bekerja pun Keyra masih berlarian ke kamar mandi untuk memuntahkan sarapan yang baru saja dia makan. “Sayang, sebaiknya kamu istirahat aja di rumah, biar aku nanti bilang bi Sari buat temenin kamu sampai aku pulang nanti.” ujar Ragas yang merasa kasihan melihat Keyra pucat pasi. Keyra menggeleng sambil tersenyum. “Gak apa-apa kok Ragas, kasian Sarah kalau harus terus-terusan ngerjain kerjaan aku. Sedangkan kerjaan dia pun sama banyak.” “Tapi aku lebih khawatir kondisi kamu Adeera, kamu gak sendiri sekarang. Ada nyawa lain di dalam tubuh kamu yang harus kamu jaga.” pinta Ragas. Keyra masih tetap dengan pendiriannya, “Aku bisa jaga diri aku dan bayi kita Ragas. Aku janji.” Ragas menyerah, karena Ragas sangat tahu jika

