Jelita berdiri cukup lama di depan pintu kamar putranya Arka. Setelah menarik nafas panjang beberapa kali, dengan tangan yang nampak bergetar ia meraih gagang pintu di hadapannya dan membuka benda tersebut secara perlahan. Pemandangan kamar Arka yang di cat berwarna biru dengan berbagai hiasan dan mainan yang bergantungan langsung terlihat oleh mata Jelita yang saat ini berdiri di depan pintu. Ia kemudian melihat ke arah ranjang dimana putranya saat ini sedang tertidur begitu pulasnya. Dad4 Jelita terasa begitu sesak menatap tubuh mungil tersebut. Ia dengan perlahan mulai melangkahkan kakinya ke arah ranjang dengan sorot mata yang nampak begitu hancur. Seorang Ibu yang baik tidak akan pernah rela melepaskan anaknya apapun kondisinya. Jika Ibu jadi kamu Jelita, tentu saja lebih memilih