“Selamat pagi, Sayang—” Gio menyapa sang istri yang baru bangun dari tidurnya. Meski wajah Siva masih pucat namun kondisinya mulai membaik. Suhu tubuhnya tak sepanas semalam dan pusing yang dirasakannya telah mereda.. “Selamat pagi juga, Mas,” jawab Siva dengan tersipu malu. Disebelahnya ada Ibu dan Bapak. Naura berada diatas punggung Papanya. Menatap Siva dengan senyum lebar. Senang karena kondisi Bundanya telah membaik. “Bunda sudah sarapan apa belum?” tanya si cantik sambil memasukkan jarinya pada hidung Papanya. “Baru selesai sarapan. Kalian sudah sarapan?” Gio berusaha menyingkirkan jari mungil putrinya dari lubang hidungnya tapi tak berhasil. Naura malah sengaja memasukkannya lebih dalam sambil cekikikan. Melihat kelakuan jahil Naura, Siva hanya bisa geleng-geleng kepala. Gadi

