Duadelapan

1952 Kata

"Aku akan mengembalikan semuanya pada letaknya. Jadi, jangan bersedih atau merasa bersalah. Ini memang sudah seharusnya." ❣❣❣ "Pol, buka pintunya!" Suara dari balik pintu kamarku itu terdengar lagi. Namun aku nggak peduli, masih setia rebahan dengan tatapan kosong mengarah ke langit-langit kamarku. Aku sudah pulang dari rumah sakit, lebih tepatnya memaksa pulang. Untungnya, Life paham. Dia meyakinkan dokter untuk mengizinkan aku untuk dirawat jalan di rumah. Kondisi tubuhku memang lemah, tetapi tak ada tulang yang patah. Jadi, dengan terpaksa, dokter mengizinkan aku untuk pulang. Sejak pulang, aku melarang siapapun untuk menemuiku, termasuk Die. Kalau Life, aku masih butuh bantuannya. Misal untuk makan, minum atau ke toilet. Manusia memang makhluk yang bisa hidup mandiri, tapi bukan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN