Pulang mengantar Liona membeli pampers. Kemudian Devan menyodorkan makanan untuk wanita itu ketika dia berhenti di pinggir jalan tadi. “Buat aku?” “Ya.” Jawabnya Devan lalu memasang sabuk pengaman. Diajaknya Liona pulang. Waktu mereka ada di lampu pemberhentian, Devan menatap sekilas Liona yang masih sibuk makan. Pria itu menatap dengan cukup dalam. Kenapa bisa kakaknya berpikiran untuk melepaskan Liona. Kalau diperhatikan, wanita ini sangat cantik. Devan tidak akan munafik kalau soal kecantikan Liona. “Liona. Kalau suatu saat Kak Xavier datang. Apakah kamu bakalan maafin dia?” “Aku sedang tidak ingin bicarakan pria pengecut itu.” Devan langsung terdiam mendengar jawaban dari Liona. Tidak akan dilanjutkan lagi pembicaraan barusan karena dia tahu jika Liona pasti ada di fase sakit