“Apa maksud kamu, Liona?” suara Theresa begitu tinggi ketika bertanya apa tujuan Liona pamit dari rumah itu. “Aku nggak bisa tinggal numpang di sini lagi. Aku bakalan urus semuanya sendirian. Aku bakalan cari kerja, bakalan cari uang untuk hidupi anak-anak aku. Nggak bakalan ngrepotin lagi. Terima kasih bantuan Mama sama Papa, Devan juga.” Liona tersenyum ketika menyerahkan kartu itu. Semuanya diberikan oleh Theresa dan juga Devan. Namun dia tahu sendiri kalau dia tidak berhak sama sekali menerima semuanya. Liona menatap semua orang di sana satu persatu. Tapi, nampak sekali raut wajah dingin dari Devan. Pria itu beberapa kali mencoba mendekati Liona. Namun, dia membangun tembok tinggi agar tidak bisa menoleh ke arah Devan lagi. Liona pergi dari sini tidak menyalahkan Devan. Tapi, dia