"Mama, Ma ... Om Wala itu jelek, ya?" What?! "Heh, bocil!" Jidat Ansel langsung disentil oleh manusia tersebut. Ana sontak melotot, tetapi nggak bilang apa-apa. Wala imbuhi, "Sekata-kata aja! Tadi sebut apa? Om? Astagfirullah ... Ansel, daripada mama kamu, orang yang kamu sebut om itu jauh lebih tua, lho. Sebut Daddy!" Uhuk, uhuk! Itu suara batuknya Bang Langit, diambil dari sudut pandang Wala, abangnya yang itu tersedak air hangat. Mam to the pus! "Daddy gigi kamu tinggal dua!" semprot Langit. "Sebut eyang aja, Ansel." "Ancel ikutan mama, Kek. Mama cebutnya om, Ancel ikut-ikut aja." "Fine! Masih cocok, kok. Tapi, Ansel, poin pentingnya itu ... soal ganteng, dibanding papa Ansel, jauh lebih ganteng Om Wala, tau!" Bahkan dulu zaman Wala masih kinyis-kinyis, banyak perempuan antre d