67. Ambisi Kalia

1757 Kata

"Seneng?" Woyajelas, dong! Kalia nyengir. Perutnya kenyang sekali, selepas siomaynya tadi Mas Langit ganti dengan makan semaunya di restoran ini. Uh, iya. Sebelum diantar ke apartemen, Kalia diajak makan dulu, dibikin senang dengan perut kenyang. "Makasih, Mas." Sambil Kalia usap-usap perutnya. "Eh, perut aku makin buncit, deh, kayaknya. Apa jangan-jangan aku hamil, ya?" Mas Langit mendengkus. "Bukan hamil, tapi kekenyangan itu. Lupa, ya, tadi habis berapa bakul?" "Dih. Nggak sampe berbakul-bakul juga kali." Kalia manyun, tetapi kemudian senyum. "Cuma habis dua menu, kok. Dikit itu mah." "Iya, dikit. Cilok sama siomay nggak dihitung, ya, Kal?" Seketika Kalia mencebik. "Ya, biarin aja, sih, Mas. Aku, kan, masih masa pertumbuhan. Perlu banyak makan." "Pertumbuhan apanya? Udah mentok

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN