Bab 55. Penyerangan

1451 Kata

Hujan turun deras malam itu. Kilat menyambar langit Jakarta, sementara di lantai tiga puluh gedung Airlangga Tower, cahaya lampu di ruang kerja Julio masih menyala. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat empat puluh, tapi Julio belum juga beranjak. Di layar monitornya, data dari server internal berputar cepat — sinyal aktivitas dari luar yang tak biasa. Julio menatap grafik merah yang baru saja muncul. “Sial,” gumamnya. “Dia benar-benar kirim sesuatu.” Ia menekan tombol komunikasi di ponselnya. “Alan, siapkan tim monitoring sekarang. Ada anomali di port 5879.” Suara dari seberang terdengar gugup. “Baik, Pak. Tapi—port itu sudah ditutup sejak sore.” Julio mengepalkan tangan. “Berarti dia buka jalur baru. Pastikan tidak ada data keluar dari sistem pusat.” Ia berdiri, berjalan cepat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN