Bab 51. Rencana Feya

1867 Kata

Happy Reading Udara pagi itu terasa aneh. Hangat, tapi menusuk—seolah menertawakan waktu yang Feya buang di balik jeruji besi selama berbulan-bulan. Langkahnya berat ketika keluar dari gerbang penjara wanita. Rambutnya kini lebih pendek, wajahnya sedikit tirus, tapi sorot matanya tetap tajam dan menyala—penuh dendam. Di depan pintu gerbang, suara mesin mobil hitam terdengar. Dari dalam keluar seorang pria paruh baya berjas abu-abu, kacamata hitam menutupi sebagian wajahnya. “Feya.” Suaranya dalam dan berwibawa. Feya mendengus pelan. “Paman Bram.” Pria itu—Bram Wiratama, menatap keponakannya dengan senyum tipis yang lebih mirip seringai. “Akhirnya kau keluar juga. Aku hampir bosan harus urus semua surat dan jaminan untukmu.” “Yah, terima kasih sudah repot-repot,” jawab Feya sinis. “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN