Mama Rita terduduk lesu, air matanya masih mengalir deras menetes di pipinya. Viora dengan setia menghibur ibu mertuaku dan menghasut agar membalas Tante Nadia. Viora tidak sadar dia sama seperti Tante Nadia seorang pelakor. "Nadia, apa kamu tidak apa-apa?" tanya Papa Damian dengan suara lembut, penuh kepedulian. Tante Nadia menggelengkan kepala perlahan, wajahnya tampak pucat dan lelah. "Wajah dan kepalaku sakit, Mas," balasnya dengan suara pelan dan lembut, namun tetap terdengar merdu. Mama Rita tiba-tiba berdiri, seolah kekuatan baru muncul dalam dirinya saat melihat Papa Damian mengusap lembut wajah Tante Nadia yang terluka. "Damian, kamu masih suamiku," bentaknya dengan nada tinggi, sambil menarik tangan suaminya agar menjauh dari Tante Nadia. "Jangan sentuh dia!" seru Mama Rita,