Tubuh Kana meremang bergetar dengan sapuan napas Dylan yang meniup bagian tengkuknya. Ia tak tahu apakah Dylan sengaja begini atau bagaimana? Membuatnya powerless atau balas memberikan pelajaran padanya? "Kana ... kenapa kamu diam saja?" Dylan menuntut jawaban dari gadis itu. Nampak Dylan menghirup napas, tepatnya menghirup aroma khas parfum feminin yang menguar dari sekitar area leher Kana. Beberapa waktu menghirup aroma itu, dia jadi hafal dengan aromanya. Kana ingin membalas perkataan Dylan, namun tenggorokannya itu masih tercekat hingga kini. Bahkan ia masih berusaha untuk bicara. "Apa aku harus berlutut memohon padamu baru kamu memaafkan aku?" Tak ada respons. Karena Kana masih bungkam saja, maka Dylan berniat untuk berlutut. Ya, dia menggerakkan tangannya turun, bergeser dari