Kana dan Dylan membeku seketika. Padahal bibir mereka sudah menempel. "Nona, kendaraan sudah siap bagaimana mau berangkat sekarang atau nanti?" ulang sopir di depan pintu karena tak ada respons. Kana menggelengkan kepala menatap Dylan, maka Dylan pun menarik diri mundur dari dirinya dengan terpaksa aktivitas mereka harus terjaga kembali. "Jadi, Pak. Aku masih ganti baju. Setelah ini akan ke depan. Tolong ditunggu sebentar," sahut Kana lantang dari dalam kamar. Daripada sopir kembali bertanya padanya untuk kesekian kalinya. "Baik, Nona. Saya akan tunggu di depan," balas sopir kemudian menghilang dari sana. Tampak Dylan menghela napas jengah. Setiap kali bermesraan, ada saja yang mengganggunya. Tapi itu tak apa untuknya. Urusan yang sekarang jauh lebih penting daripada hal itu. "M

