Dylan yang mendengar itu jadi penasaran. "Ada apa Ayah menelepon?" "Kurang tahu." "Sebentar, aku terima dulu teleponnya." Kana minta izin lebih dulu baru mengangkat telepon dari Hasan. Masih berdiri di samping kursi roda Dylan, Kana menggulir ponsel. "Halo, Ayah ..." "Kamu tidak pulang hari ini? Apakah Dylan baik-baik saja di sana? Hubungan kalian sudah membaik? Ayah harap kamu mau memaafkan Dylan. Mengerti lah kekurangannya. Ayah tak ingin kalian berdua lama berada dalam masalah. Sungguh, kebersamaan kalian berdua penting bagiku." Kana sampai tak bisa menyela ucapan panjang Hasan. Barulah ia tahu perhatian Hasan padanya begitu besar. Meski perhatian itu sebenarnya dikarenakan Dylan. " Bagaimana Dylan? Apa dia sudah makan di sana? Seharian ini dia tak mau makan sama sekali di r