Sontak, Kana yang masih berebah di sana kemudian terduduk, mendengar lontaran pertanyaan dari Dylan. "Bulan madu?" Sepasang alis gelap Kana terpaut menatap manik hitam di sampingnya. Tentu ia terkejut dengan ajakan Dylan barusan. Bagaimana bisa dia itu memikirkan hal begituan dengan kondisi yang serba minim begini. "Ya, kita pengantin baru dan biasanya pengantin baru akan berbulan madu ke suatu tempat. Katakan kamu mau pergi ke mana?" Alih-alih senang mendengar itu, Kana membeku di tempat. Dia sama sekali tak pernah membayangkan hal itu dengan Dylan pada pernikahan paksa ini. Bisa bernapas saja sudah lega. Tak peluru sampai bulan madu segala yang akan malah membuat dirinya lelah. Capek hati juga capek fisik. Jika dia setuju, apa tidak dia yang akan mati di tempat? Di rumah saja dia suda