Untuk sesaat Dylan membeku di tempat dengan pelukan Kana. Sungguh, ia tak menyangka sama sekali akhirnya dia menang dan bisa menaklukkan Kana dengan mudah. Sebenarnya ia tahu sisi lemah sikap Kana dan memanfaatkannya. Entah licik atau cerdik namanya, namun hanya itu yang bisa dia lakukan karena tak ada cara lain untuk memaksa Kana. "Mas ... makan lah dulu. Kita Indah separuh jalan dalam kesembuhanmu. Bukannya kamu bilang kamu akan menyelamatkan ayah dan menyingkirkan penyihir itu? Kenapa kamu berkeras hati begini?" Kana menyandarkan kepala ke bahu Dylan. Tak ada respons. "Mas, aku sudah mengakui diriku sebagai istrimu bukan sebagai pengasuhmu. Tapi kenapa kamu masih tak mau membuka diri lagi?" Kana makin bingung. Rupanya susah sekali membujuk Dylan yang sedang marah begini. Bila anak

