Dylan pelan membuat pikiran dan tubuhnya rileks, melepas beban yang saat ini sedang menghimpitnya agar Kana tidak terus curiga padanya. Dia juga mengembangkan senyum di bibir, meski terpaksa. "Ya, aku masih memikirkan staf nakal di kantor ayah. Aku memikirkan Bagaimana cara menghukumnya?" "Aku tidak tahu kesalahannya seperti apa, jadi tidak bisa mengira-ngira seperti apa hukuman yang tepat untuk staf nakal itu, Mas." Sekarang ganti Dylan yang speechless. Bagaimana dia tidak speechless, bila memang sebenarnya tak ada masalah di kantor saat ini dan semua itu hanya rekaan saja. Sekarang dia bingung mencari masalah dan alasan lagi untuk merespons Kana. Bila ia salah ucap, maka sudah pasti Kana akan langsung curiga padanya. "Ya, kamu tak perlu repot memikirkan itu. Masalah di kantor ayah

