Davin tentu saja tidak bisa menyembunyikan rona bahagia dari wajahnya. Dia akan segera menjadi seorang ayah dan di dalam rahim Selena tengah tumbuh buah cinta mereka. Penyempurna yang hadir diantara dua insan yang saling mencintai. Dengan sedikit berlari kecil, Davin menemui Selena di kamar mereka. Lelaki itu duduk di tepi ranjang dan memandangi wajah Selena yang menatapnya bingung. "Aku sakit apa? Tidak perlu dirawat di rumah sakit, kan? Kenapa mata kamu berkaca-kaca? Sakit yang aku alami begitu parah?" Selena mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Berharap Davin bisa memberinya jawaban yang memuaskan. Nyatanya lelaki itu hanya menggeleng. Davin mengulurkan tangannya dan menyentuh permukaan perut datar Selena yang masih terbungkus kemeja. Dia memberikan gerakan lembut di sana deng

