Selamat Membaca Pagi itu cuaca di kota London sangat tidak bersahabat. Awan hitam yang terlihat menggumpal di sertai angin kencang membuat setiap orang yang ingin keluar rumah pasti akan mengurungkan niatnya. Tapi tidak dengan keluarga Alfredo, di mana saat ini mereka sedang dalam masa berkabung karena baru saja kehilangan salah satu anggota keluarganya. Vivian sejak tadi hanya diam saja dan menatap lurus ke depan, ke arah peti di mana jasad putrinya di semayamkan. Air matanya sudah tidak ada yang keluar lagi, mungkin karena rasa sakitnya sudah tidak terhingga, membuatnya menjadi seperti mayat hidup. Tanpa ekspresi bahkan tidak bada raut kesedihan yang nampak di wajahku. Berbeda dengan Alex, dia merasa bahwa kehilangan Sabrina adalah merupakan pukulan yang sangat telak. Biar bagaimana