Sexiest Man 3

1063 Kata
"Whats," kata Sarah kaget. Sarah masih tidak bisa mencerna kata-kata dari sahabatnya ini. Bisa-bisanya sahabatnya ini menjodohkan dirinya dengan adik dari suaminya. Dan parahnya lagi adik dari suaminya ini adalah bosnya di perusahan dimana ia bekerja selama ini. "Alvina Putria are you kidding me?" kata Sarah masih tak percaya. "Emang kamu lihat kalau wajah aku lagi bercanda?" "Kamu lagi gak sakit kan? Kok bisa-bisanya kamu jodohin aku sama adik suami kamu. Apalagi dia bos aku di kantor. Aku gak seputus asa itu buat kamu cariin jodoh segala." kata Sara sewot. "Come on, Sarah Wicaksana. Kamu udah jomblo selama 2 tahun terakhir kan? Jangan bilang kamu masih mengharapkan si pengecut Adrian? Cowok yang gak punya hati  ninggalin kamu gitu aja." Sarah kembali teringat dengan nama cowok yang merupakan cinta pertamanya dulu waktu sekolah. Cowok yang membuat Sarah mengerti apa itu cinta. Dan ia merasakan hari-hari yang indah saat itu. Tapi semuanya musnah begitu saja ketika sang mama dari Adrian tidak setuju dengan hubungan putranya dengan Sarah. Bahkan sang mama mengancam akan menarik semua fasilitas yang ia miliki jika masih berhubungan dengan Sarah. Adrian pun tak memiliki pilihan lain selain berpisah dengan Sarah. Karena Adrian dari kecil tidak bisa hidup susah jadi ketika sang mama mengancam akan menarik fasilitas yang biasanya ia terima, maka ia tak bisa menerima itu. Dan setelah itu mereka pun tak berhubungan lagi. Tapi Sarah sempat mendengar kabar-kabar dari beberapa teman jika Adrian pergi ke luar negeri untuk melanjutkan sekolah. Dan Sarah pun sudah tak peduli lagi dengan laki-laki yang bernama Adrian. Untuk apa menunggu laki-laki yang tak mau memperjuangkan kita. Dan Sarah tahu dengan latar belakang keluarga yang jauh berbeda antara dirinya dan Adrian membuat Sarah mengerti jika mereka tak berjodoh. Jadi setelah Sarah putus dari Adrian, ia lebih memilih fokus dengan kuliahnya dan setelah itu fokus pekerjaannya saat ini. Dan Sarah sangat bersyukur dengan apa yang ia dapat hingga saat ini karena setidaknya ia bisa hidup mandiri dan sedikit membantu kedua orang tuanya untuk membiayai biaya sekolah sang adik. Karena untuk saat ini kebahagiaan kedua orang tuanya adalah hal yang penting untuk Sarah wujudkan. Dan beberapa hari yang lalu sahabatnya Vina ini meneleponnya jika ia ingin mengenalkannya dengan seseorang. Karena Vina ingin melihat sahabatnya pendamping hidup dan bisa membuat sahabatnya bahagia. "Aku udah gak mikirin Adrian kok. Buat apa memikirkan cowok pengecut kayak dia. Buktinya sampai saat ini aku bisa hidup bahagia setelah dia pergi kan?" "Jadi gak masalah kan kalau aku jodohin kamu sama Daniel. Aku jamin Daniel akan jadi laki-laki yang bertanggung jawab sama kamu dan dapat membuat kamu bahagia Sar," kata Vina meyakinkan. "Tapi Vin dia itu bos aku. Lagian kamu tahu sendiri kita dari 2 dunia yang berbeda. Aku gak mau mengalami hal yang sama seperti dulu ketika bersama Adrian. Gara-gara aku dari keluarga yang tak terpandang sehingga ibunya dengan seenaknya merendahkan keluarga aku. Kamu tahu sendiri jika ada orang yang sudah merendahkan ayah dan ibuku aku akan jadi orang terdepan untuk melindungi mereka," Kata Sarah dengan suara yang bergetar. Vina tahu betul seperti apa sahabatnya ini. Ia adalah putri sulung dari keluarga yang sangat sederhana. Vina tahu bagaimana kerasnya kehidupan Sarah dan keluarga dulu. Maka dari itu Sarah selalu bekerja keras untuk membuat kedua orang tuanya bangga dan tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain. Dan sahabatnya ini berhasil melakukannya. Dan ini juga alasan Vina ketika setuju menjodohkan Sarah dengan Daniel yang merupakan adik suaminya. "Itu gak akan terjadi Sar. Karena mama dari Daniel sendiri yang memilih kamu buat jadi istri anaknya. Karena ketika aku bercerita pada beliau tentang kamu, beliau langsung jatuh cinta sama kamu." "Maksud kamu apa Vin?" "Jadi gini mama mertuaku alias mamanya Danny dan Daniel memang sudah mencarikan jodoh untuk putra keduanya. Karena beliau merasa putranya sudah waktunya untuk menikah. Tapi sang putra tak kunjung menikah karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Jadi beliau meminta bantuan aku buat mencarikan jodoh untuk putranya. Dan ketika itu kamu cerita kan kalau ibu kamu ingin melihat kamu menikah padahal saat itu kamu belum punya calon sama sekali. Jadi aku mengusulkan kamu buat jadi calon menantu dari keluarga Willson. Dan mama langsung mau kalau kamu dijodohkan dengan putranya." Sarah memijat kepalanya karena mendengar penjelasan dari sahabatnya ini. Apa yang Vina katakan benar adanya. Sang ibu memang sudah menanyakan kapan dirinya menikah padahal saat ini ia ingin fokus bekerja. Dan Sarah bisa melihat bagaimana wajah sang ibu yang mengharapkan Sarah untuk segera menikah. Tapi sampai saat ini Sarah belum bisa mewujudkan keinginan ibunya itu. "Aku gak tahu harus berbicara apa. Aku masih bingung dengan semua peristiwa yang baru kamu ceritakan sama aku." Apalagi ketika tahu kalau kamu menjodohkan aku dengan adik ipar kamu yang ternyata bos aku sendiri." Sarah belum bisa paham dengan semua peristiwa yang baru ia alami saat ini. "Aku tahu ini pasti buat kamu bingung tapi setidaknya kamu bisa memikirkannya. Dan jika kamu mau sebenarnya mama mertuaku pengin ketemu kamu langsung. Beliau ingin melihat kamu secara langsung. Gimana kamu mau?" tanya Vina penuh harap. "Aku gak tahu Vin. Ini semua terlalu mendadak buat aku. Aku butuh waktu buat memikirkan semuanya." "Ok gak papa kok. Aku bisa ngerti. Situasi ini gak mudah buat kamu. Yang harus kamu tahu aku melakukan semua ini demi kebahagiaan kamu. Jadi jika kamu merasa gak nyaman kamu bisa menolak perjodohan ini kok." Sarah pun hanya mengangguk mendengar kata-kata dari Vina. Ia harus memikirkan semuanya karena ini menyangkut kehidupannya. Dan ia tak mau gegabah mengambil keputusan. @ Kos Sarah "Iya Bu. Sarah baik-baik aja disini. Ibu gak usah khawatir sama Sarah. Yang harus ibu pikirkan adalah kesehatan ibu. Ibu udah minum obatnya? Kalau obatnya habis ibu harus periksa ke dokter lagi. Kalau uang ke dokter kurang ibu bilang ke Sarah ya. Nanti Sarah kirim lagi," kata Sarah di ujung telepon. "Ibu gak papa kok. Mending uangnya kamu simpan aja. Atau kamu bisa beli barang-barang yang kamu suka. Ibu akan bahagia kalau lihat kamu bahagia. Dan ibu berharap sebelum ibu meninggal ibu bisa melihat kamu menikah," kata sang ibu dengan suara yang lirih. "Ibu. Kenapa ibu bilang kayak gitu. Ibu akan terus sehat sampai Sarah tua nanti. Jadi ibu jangan bilang seperti itu," Kata Sarah dengan nada tak suka. "Iya...Iya ibu ngerti kok. Ya udah kamu istirahat dulu. Ini udah malam kan. Jangan lupa pintu kamarnya di kunci. Dan ingat selalu jaga kesehatan," Kata sang ibu mengingatkan. Sudah lebih satu jam lamanya sejak ia menelpon sang ibu dan entah kenapa kata-kata ibunya mempengaruhi pikirannya. Apalagi ketika ibunya ingin sekali melihatnya menikah. Apa ia harus menerima tawaran Vina? Apa Sarah menerima perjodohan dari sahabatnya Vina? See you next week... Happy reading
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN