Sexiest Man 10

1055 Kata
Daniel benar-benar marah ketika melihat Sarah berlinangan air mata seperti tadi. Ia tak suka melihat Sarah terluka dan rapuh seperti itu. Entah kenapa kehadiran Sarah beberapa waktu terakhir ini sudah begitu mempengaruhi dirinya. Apa mungkin ia sudah mulai mencintai Sarah. Gadis keras kepala dan sok kuat tapi kenyataannya ia adalah gadis yang sangat rapuh. Dan Daniel tak suka melihat kerapuhan yang ditunjukkan oleh Sarah tadi. Daniel mengizinkan Sarah untuk pulang lebih awal. Karena ia tahu gadisnya butuh waktu untuk sendiri. Jadi untuk saat ini Daniel akan membiarkan gadisnya sendiri. Daniel pun juga mencari tahu kenapa Sarah begitu terpukul seperti tadi. Dan setelah ia selidiki ternyata ini ada kaitannya dengan mantan sekretarisnya Lina. Wanita yang tiga bulan terakhir menjadi sekretarisnya sebelum Daniel menggantinya dengan Sarah. Awalnya Daniel tak suka ketika Lina dipilih sebagai sekretarisnya karena cara kerjanya yang sangat berantakan serta sikapnya yang selalu mencari perhatian Daniel. Bahkan secara terang-terangan Lina menyerahkan tubuhnya agar bisa di jamah oleh Daniel. Tapi untuk saja Daniel tak termakan rayuan Lina. Karena memang dari awal ia memang tidak suka dengan Lina. Ia selalu berkomitmen untuk tidak memiliki hubungan lebih selain kebutuhan profesional. Tapi tentu saja Sarah Daniel kecualikan. Karena Daniel memang memakai kekuasaannya agar bisa dekat dengan Sarah. Jadi setelah tahu jika Lina yang membuat gadisnya begitu terluka, Daniel langsung bertindak dengan memecat Lina dengan tidak hormat dan memastikan ia akan susah mendapatkan pekerjaan di tempat lain. Karena jaringan bisnis yang keluarga Willson miliki cukup luas jadi bisa dibayangkan saja jika Daniel sudah membuat keputusan memecat karyawannya dengan tidak hormat maka ia pastikan karyawan itu tak akan dapat pekerjaan di perusahan lain. Daniel melakukan ini semua untuk seorang gadis bernama Sarah Wicaksana. Sementara itu Sarah baru saja bangun tidur setelah siang tadi ia benar-benar kacau hingga meminta kepada Daniel untuk berhenti dari pekerjaannya saat ini. Karena siang tadi Sarah benar-benar sakit hati mendengar semua perkataan yang Lina ucapkan tentang kedua orang tuanya. Walaupun ia berasal dari kampung tapi ia masih punya harga diri. Jadi ia pasti akan membalas siapapun yang sudah berkata kasar tentang kedua orang tSexiest Man 10uanya. Dan tadi untuk pertama kalinya ia merasa menemukan seseorang yang bisa menjadi sandarannya. Menjadi tempatnya berkeluh kesah dan menjadi tempat ternyaman bagi dirinya membagi semua beban hidup yang ia rasakan. Dan itu adalah Daniel Willson. Apakah Sarah mulai menyukai Daniel? Sarah juga bingung. Setelah beberapa tahun ia menjadi wanita yang mandiri dan kuat karena memang ia tak pernah menjalin hubungan dengan laki-laki lain setelah dengan Adrian. Apa ia harus menerima perjodohan ini? Ia pun juga tidak bisa menjawabnya. Saat ini ia butuh teman untuk berbagi cerita. Dan ia pun segera mengambil hpnya untuk menelpon Vina sahabat terdekatnya. "Ya Sar." Jawab Vina ketika mengangkat telepon "Vin kamu sibuk ga?" Tanya Sarah "Kenapa emangnya. Kalau ditanya sibuk apa ga nya tergantung sih. Kamu tahu sendiri aku lagi repot-repotnya ngerawat baby Isabel kan jadi ya gitu deh." Jawab Vina nyerocos "Sebenarnya aku mau curhat sama kamu tapi kalau kamu lagi sibuk ga jadi deh." Kata Sarah mengerti "Kamu curhat apa? Kalau kamu mau curhat pasti aku ada waktu dong. Mau cerita apa?" Tanya Vina lagi "Hmmm ini soal Daniel?" Kata Sarah ragu-ragu "Sar, nanti aku telpon kamu 10 menit lagi. Aku pindahin Isabel dulu ke box bayinya setelah itu aku mau dengar semua curhatan kamu." Kata Vina di seberang telepon "Ok. Aku juga mau mandi dulu sekalin buat makan malam. Nanti telpon aja kalau Isabel udah tidur." Kata Sarah setuju Sambungan telepon pun berakhir. Sarah pun segera bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar menyegarkan badannya yang sudah lengket. Tak lupa ia membuat mie instan untuk makan malamnya. Sarah tak terlalu peduli tentang berat badan. Kalau lapar ya tinggal makan aja. Ga usah mempersulit diri jika memang lapar. Dering HP Sarah berbunyi dan nama Vina sahabatnya muncul. "Halo Vin." Jawab Sarah sambil duduk di sofa di kamar kosnya "Ok. Aku siap dengerin cerita kamu." Kata Vina penasaran "Isabel udah tidur? Bang Danny emang gak kamu urusin. Takutnya aku malah ganggu kamu lagi." Kata Sarah merasa ga enak "Isabel baru aja tidur. Dan bang Danny tadi harus ke rumah sakit karena ada operasi. Jadi sekarang aku udah bebas. Dan aku siap dengerin curhatan sahabat aku yang tercinta." Kata Vina memuji Sarah "Ok. Jadi gini tadi tuh di kantor aku sempat nampar mantan sekretarisnya Daniel. Karena dia sudah kurang ajar menghina ayah dan ibu. Dan setelah itu aku ngomong sama Daniel kalau aku mau berhenti jadi assitennya. Kata Sarah mulai bercerita "Jangan bilang kalau mantan sekretarisnya Daniel tuh si Lina itu." Tanya Vina sebal "Iya benar. Kok kamu tahu." Kata Sarah bingung "Aku tahu lah. Dia tuh emang cewek penggoda. Dulu dia sempat deketin bang Danny tapi dasar bang Danny orangnya cuek banget jadi ia tak pernah menggubrisnya. Jadi sekarang Daniel yang jadi incarannya." Kata Vina sewot Sarah sempat kaget juga kalau Lina ternyata juga sempat menggoda bang Danny. "Trus respon Daniel gimana?" Tanya Vina lagi "Hmmmm.. Dia tadi meluk aku dan nenangin aku. Bahkan dia juga ngizinin aku buat pulang lebih awal. Tapi Vin, ga tahu kenapa tadi ketika Daniel meluk aku terus mencoba menenangkan aku, aku ngerasa nyaman banget dan aku juga ngerasa memiliki sosok yang bisa berbagi keluh kesah serta beban yang aku miliki. Aku harus gimana Vin?" Tanya Sarah pada Vina Di seberang telepon Vina tersenyum mendengar cerita dari sahabatnya itu. Ia yakin jika Sarah sudah memiliki rasa pada Daniel. "Gini aku sebagai sahabat kamu cuma mau tanya sama kamu. Gimana perasaan kamu sama Daniel? Apa kamu suka sama Daniel?" Tanya Vina "Aku ga tahu juga sama perasaan aku Vin. Tapi yang pasti aku nyaman berada di samping Daniel. Apa ini bisa dibilang suka?" Tanya Sarah lagi "Yang tahu jawaban kamu suka sama Daniel apa ga ya cuma kamu sendiri. Coba kamu tanyakan pada hati kamu apa kamu benar-benar suka sama Daniel. Sebagai sahabat kamu aku akan selalu mendukung semua keputusan yang kamu ambil. Karena keputusan yang kamu ambil itu adalah hal yang terbaik buat hidup kamu." Kata Vina memberi saran Sarah pun merenungkan kata-kata yang Vina katakan padanya. Kata-kata yang Vina katakan sama dia benar adanya. Ini adalah hidupnya jadi dirinya lah yang harus mengambil keputusan ini. Setelah itu Sarah dan Vina terus mengobrol banyak hal hingga tengah malam. Sampai akhirnya mereka menutup telepon karena Vina harus melihat Isabel yang menangis. Sedangkan Sarah sepanjang malam terus saja memikirkan keputusan apa yang akan ia ambil dan sampai pada satu titik ia sudah mendapatkan keputusan itu. Sarah hanya berharap keputusan yang ia ambil tidak salah. Happy reading
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN