Pulang

1695 Kata

Hujan baru saja mereda ketika mobil sport hitam berhenti di depan rumah kecil di pinggiran Florence. Langit Eropa senja itu berwarna tembaga, separuh muram separuh tenang, seperti hati Dominick yang berdetak tidak biasa sore itu. Dia turun dari mobil, hanya mengenakan mantel hitam panjang, tanpa pengawal, tanpa formalitas. Hanya Dominick Yunglow — lelaki yang biasanya diidentikkan dengan kekuasaan, berdiri di depan rumah sederhana yang tidak mencerminkan dunianya sama sekali. Ketukan ringan terdengar tiga kali. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Kate muncul di ambang pintu — rambutnya terurai lembut, wajahnya tanpa make up, dan mata itu... mata yang dulu selalu menyala karena keberanian, kini tampak teduh tapi masih menyimpan sinar yang sama. Dominick terdiam sejenak. Mungkin karena t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN