Dipaksa Jujur

1376 Kata
"Duduk yuk, Mas! Aku mau ngomongin hal penting sama kamu!" pinta Maura setelah memberi waktu pada Ferdy yang setengah jam lalu baru tiba di rumah. Keduanya tiba di ruang tamu yang berukuran cukup luas, di sana juga terlihat beberapa sofa dengan model modern yang berbeda. Setelah keduanya duduk bersebelahan, Maura pun menoleh dan menatap wajah suaminya lekat-lekat. Rasanya ia masih tak menyangka jika pria yang membuatnya jatuh cinta 5 tahun silam akan mengkhianatinya, pikirannya pun masih sulit menerima kenyataan jika pria yang resmi menikahinya satu tahun yang lalu akan tega menduakan cintanya dan mengingkari janji-janjinya di depan kedua keluarga besar yang menjadi saksi cinta mereka. "Mas, aku mau tanya baik-baik sama kamu. Siapa Nanda?" tanya Maura yang berusaha menekan suaranya agar tidak terdengar tinggi dan lantang. Ferdy mengerutkan dahinya, ia tak menyangka jika Maura akan menanyakan tentang Nanda yang merupakan figurannya. Hal yang Maura katakan penting dan ingin ia bicarakan dengannya. "Nanda? Maksudnya kamu tanya sama aku soal Nanda anak figuran?" tanya balik Ferdy yang terlihat tenang. "Ya, aku tanya sama kamu soal Nanda, figuran kamu." "Iya, dia memang anak figuran yang aku calling. Kamu tau dia figuran, terus kenapa kamu tanya lagi sama aku?" tanya Ferdy yang terlihat bingung dengan maksud pertanyaan istrinya. "Ada hubungan apa kamu sama dia, Mas?" tanya Maura yang kini mulai ke intinya, ia sangat ingin mendengar penjelasan langsung dari mulut suaminya. "Hubungan apa maksud kamu, Sayang?" Ferdy semakin bingung dengan arah pembicaraan Maura. "Jawab aku, Mas! Atau jangan-jangan suara perempuan di telepon tadi suara Nanda?" "Suara Nanda apaan sih? Suara yang kamu dengar di telepon tadi itu suara kasir di mini market. Dengar ya, Sayang, aku nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Dia itu cuma figuran aku dan aku agency yang calling dia!" jawab Ferdy yang menjelaskan tentang hubungan ia dengan Nanda penuh penekanan. "Kamu bohong, Mas!" ucap Maura dan langsung meremas kemeja yang suaminya kenakan. "Ini maksud kamu apa sih? Tadi kamu tanya aku ada hubungan apa sama dia, terus sudah aku jawab kalau aku nggak ada apa-apa sama dia, kenapa kamu malah nyolot dan nuduh aku bohong?!" Ferdy kini mulai tersulut emosi, merasa tidak suka dengan apa yang Maura katakan dan lakukan saat ini. Ferdy pun dengan cepat melepaskan tangan Maura agar tidak lagi meremas kemejanya yang hanya membuatnya merasa sesak karena cengkraman Maura cukup kuat. Sorot matanya memancarkan kemarahan atas sikap Maura yang malah menyambut kepulangannya dengan rasa curiga. "Mas, aku tau kamu dan Nanda pasti ada hubungan. Jadi tolong kamu jujur sama aku, Mas. Apa benar kamu menjalin hubungan sama dia?" tanya Maura yang kini suaranya mulai lirih saat harus mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya. "Nggak, Maura! Kamu dapat kabar ini dari siapa? Siapa yang berani meracuni pikiran kamu dengan berita yang nggak benar tentang aku?" Ferdy tak habis pikir bagaimana mungkin Maura tiba-tiba saja menuduhnya menjalin hubungan dengan Nanda. Maura pun dengan cepat mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja dan menunjukkan foto Ferdy dengan Nanda yang terlihat begitu dekat. "Ini apa, Mas? Apa ini yang namanya nggak ada hubungan?" Mata Ferdy terbelalak melihat foto yang Maura tunjukkan, lalu tak lama kemudian ia tertawa. Ferdy menjadi begitu penasaran dengan seseorang yang mengirimkan foto itu pada istrinya hingga membuat Maura sampai berani menuduhnya. "Kamu dapat foto itu dari mana?" tanya Ferdy yang kini rahang wajahnya tampak mengeras setelah tertawa cukup keras. "Aku dapat dari mana itu nggak penting, Mas! Sekarang yang penting kamu jujur dan jelasin ke aku soal hubunganmu sama Nanda!" pinta Maura dengan menuntut. "Aku dan Nanda nggak ada hubungan apa pun, Maura. Aku tau nih pasti ada yang nggak suka sama aku sampai orang itu berani fitnah aku ke kamu dengan kirim foto yang entah diambil kapan? Foto yang kelihatan biasa aja sampai bisa bikin kamu curiga kalau aku punya hubungan sama Nanda!" "Fitnah gimana, Mas? Jelas-jelas di foto itu kamu dekat banget kok sama Nanda. Ketawa bareng kayak lagi ngomongin sesuatu yang lucu, tapi cuma berduaan di taman, nggak gabung sama anak figuran lain. Semua orang tau loh, Mas, kalau kamu dekat sama dia di lokasi shooting, bahkan kalian sering menghilang saat break makan siang. Ke mana kalian? Makan siang berdua ya biar nggak ada yang ganggu dan hubungan kalian nggak ketahuan sama orang yang kenal aku? Terus setiap hari kamu dan Nanda selalu datang ke lokasi bareng, pulang pun selalu berdua. Wah, hebat ya kamu, Mas! Hebat kamu nipu aku selama ini sampai aku benar-benar bodoh banget bisa nggak tau apa yang kamu lakuin di luar sana sama perempuan lain!" "Maksud kamu apa sih, Ra? Aku dan Nanda nggak ada hubungan apa pun. Dia hanya figuran aku! Tolong dong kamu percaya sama aku!" Ferdy pun langsung berdiri dari duduknya dengan amarah yang semakin memuncak. Ia benar-benar marah saat dipaksa jujur oleh Maura atas sesuatu hal yang tidak ia lakukan. "Nggak ada apa-apa katamu, Mas? Cukup, Mas, berhenti kamu bohongin aku! Jelas-jelas kamu ada hubungan sama Nanda, dia kan yang jadi alasan kenapa kamu jarang pulang belakangan ini, bahkan kamu lebih sering pulang subuh sejak aku hamil?!" tanya Maura dengan wajah yang sudah dibasahi air mata, dadanya terasa sesak karena tak kuasa menahan perasaan yang bergejolak sejak mengetahui kabar suaminya memiliki wanita lain di luar sana. Bahkan kini Maura pun ikut bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Ferdy. "Maura, cukup ya! Kamu yang berhenti. Ini nih yang buat aku malas pulang ke rumah karena kamu selalu ngajak aku ribut!" "Mas, kamu pikir aku stres marah-marah tanpa sebab? Sekarang aku tanya sekali lagi sama kamu, ada hubungan apa kamu dan Nanda? Apa benar, Mas, kamu selingkuh sama dia di belakangku?" Maura yang tidak ingin menyerah sebelum suaminya berkata jujur terus menanyakan hal yang sama. "Nggak, Maura! Aku nggak pernah pergi dari lokasi, apalagi saat break makan siang, itu fitnah! Aku nggak pernah selingkuh sama siapa-siapa, Ra. Kenapa sih kamu lebih percaya orang lain daripada aku?" tanya Ferdy yang kali ini berteriak dan mengeluarkan suaranya dengan lantang di hadapan istrinya. "Karena kamu sering bohongin aku, Mas. Kamu bilang kalau tadi kamu mau main PS sama anak-anak di rumah Ardi, nyatanya Ardi nggak ada di rumahnya, Mas. Jelas-jelas dia shooting bareng kamu kok, terus kenapa kamu bisa-bisanya menyalahkan aku, dan bilang kalau sejak kamu nikah sama aku kamu jadi nggak punya waktu kumpul sama teman-temanmu, buktinya kamu shooting hampir setiap hari sama mereka kok, Mas. Itu cuma alasan kamu aja kan Mas, karena kamu lagi sama perempuan itu. Ke mana rencananya kamu mau pergi sama Nanda malam ini kalau kamu nggak pulang ke rumah, Mas?" tanya Maura dengan suara yang terdengar lantang dan kedua matanya membulat di hadapan suaminya, bahkan urat-urat hijau di lehernya tampak menegang. "Maura, kamu ini apa-apaan sih? Kenapa kamu mengatakan semua omong kosong ini sama aku? Kamu tau kan, Ra, aku ini capek. Aku capek baru pulang shooting, aku kurang tidur, tapi kenapa aku pulang-pulang malah disambut kayak gini?!" Kali ini Ferdy benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya lagi saat emosi Maura makin membuncah, dan wanita itu tidak percaya sama sekali dengan penjelasannya yang seperti percuma. "Aku perlu mendengar pengakuan dari kamu, Mas! Tadi kamu di telepon bilang kan kalau kamu nggak mood pulang ke rumah, apa kamu lebih mood menghabiskan malam sama figuran murahan itu? Iya?!" "Maura, jaga bicara kamu ya!" titah Ferdy dengan rahangnya yang mulai mengeras dan sebelah tangannya mengepal erat. "Kenapa, Mas? Kamu marah aku bilang Nanda murahan? Apa menurutmu dia perempuan baik-baik, sementara laki-laki yang menjalin hubungan sama dia adalah milik perempuan lain? Aku nggak yakin loh Nanda nggak tau kalau kamu sudah punya istri dan sekarang istri kamu sedang hamil besar!" "Maura, aku bilang berhenti! Cukup kamu selalu buat keributan setiap aku pulang ke rumah!" teriak Ferdy untuk menghentikan amarah Maura yang menjadi-jadi karena wanita itu tak mampu mengendalikan emosinya saat ini. "Kamu yang berhenti, Mas! Berhenti kamu bohongin aku! Aku cuma minta kamu jujur. Kamu nggak perlu bohong dan bilang kalau kamu nggak ada hubungan apa-apa sama perempuan murahan itu, terus bilang kalau saat ini kamu sedang difitnah sama orang yang nggak suka sama kamu, padahal informasi yang aku dapatkan ini semuanya benar! Kalau kamu nggak mau jujur, aku akan terus bertanya sampai kamu jujur, Mas!" "Cukup, Maura!" Ferdy yang tidak tahan lagi mendengar cacian bertubi-tubi dari Maura, membuatnya melayangkan tangan ke udara dan langsung menampar wajah istrinya agar berhenti memaksanya berkata jujur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN