“Heh, bocah, pacar gue udah lo anterin belum?” Aksa berdecak kesal mendengar suara Raka dari sebrang telepon, kakaknya itu menelpon secara tiba-tiba dan Aksa memang sudah sangat yakin bahwa pertanyaannya tidak akan jauh-jauh dari menanyakan tentang Zinde, dan benar saja tebakannya. Bukannya istirahat, dia tetap saja malah mengkhawatirkan pacarnya. Tetapi walaupun sedikit kesal begitu, Aksa tetap menjawab Raka. “Iye, udah. Berhenti panggil gue bocah karena kita lahir cuma beda beberapa menit doang.” Protesnya kesal. Jika dipikir-pikir ada banyak sekali kerugian menjadi anak terakhir yang dilahirkan, apalagi dalam kasus sepertinya yang memiliki saudara kembar. Seringkali Aksa menjadi yang paling sering disuruh-suruh untuk beberapa hal, kalo Barga sih t