LIM.048 MELAYANI TUAN MUDA CHEN (3) “Menurutmu?” Dengan langkah berat aku membalikkan tubuhku kembali menghampiri Tuan Muda Chen yang masih menyandarkan tubuhnya dengan lemah di atas sofa. Sepertinya saat ini ia benar-benar tidak enak badan. Kulit putihnya kini dipenuhi bintik-bintik merah. Aku yang melihatnya pun menjadikan kasihan padanya. Melihatnya seperti ini membuatku rasa bersalahku semakin bertambah. Aku duduk di sofa yang ada di sampin Tuan Muda Chen. Lalu meraih semangkuk bubur kacang merah yang ada di atas meja. Aku menyendok bubur itu dan mengulurkan tanganku ke hadapan mulut Tuan Muda Chen sembari berkata, “Tuan, makanlah buburnya.” Tuan Muda Chen membuka sedikit matanya, lalu membuka mulutnya yang sudah sangat dekat dengan sendok. Aku menyuapinya dengan