Epilog

1809 Kata

“Bu Anna kok belum cuti juga? Udah ngeri, saya, lihatnya.” Bu Santi menatap perutku dengan ekspresi khawatir. Aku sendiri biasa-biasa saja karena tidak ada yang aneh. Kadang-kadang memang terasa sakit, tetapi sejauh ini aman-aman saja. “Ini minggu terakhir saya berangkat, Bu. Minggu depan sudah mulai cuti.” “Kapan HPL-nya, Bu?” “Masih akhir minggu depan. Sebetulnya Mas Al sudah nyuruh saya cuti dari minggu lalu, tapi saya belum mau. Sayang aja, orang masih bisa. Biar cutinya banyak di belakang.” “Wajar Pak Al gitu. Orang kalau dilihat udah ngeri. Udah turun banget.” “Masa, sih, Bu? Ini saya ngerasa baik-baik aja, lho.” “Tapi kalau sakit harus langsung bilang, ya, Bu. Jangan ditahan.” Aku mengangguk. “Pasti, Bu.” Ini sudah jam pulang, dan aku sudah pesan gocar. Mas Al sebetu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN