Ketakutan yang semakin menyiksa, bahkan hari-harinya selalu dihantui rasa takut sampai Albi tidak bisa sedikitpun tenang Dua Minggu berlalu, tidak ada kejadian apapun yang berpotensi membahayakan Isyana, tapi sikap posesif Albi semakin terlihat jelas, bahkan membuat Isyana tidak nyaman. Hal kecil pun bisa jadi besar, bahkan lelaki itu tidak akan segan marah hanya karena pesan tidak dibalas atau terlambat angkat telepon. Yang terjadi hari ini pun nyaris saja membuat Isyana kesal dan balas marah, tapi ia sadar bahwa hari ini, saat ia terlambat pulang adalah kesalahannya. “Satu jam lagi aku pulang,” ucapnya dengan nada suara pelan, sementara Albi terdengar marah dari seberang sana. “Bareng Febi, indra dan yang lainnya juga.” Isyana menyebutkan nama-nama orang yang ada bersamanya. “

