“Sebaiknya Lo akhiri semuanya sebelum terlambat.” Ucap Albi di suatu siang, saat ia berhasil menemui Dimas. Lelaki itu sulit ditemui, entah karena menghindar atau mungkin lelaki itu sudah merasakan sinyal bahaya yang semakin mendekat. “Apa?” Dimas tersenyum, seolah tidak terjadi apa-apa diantara mereka berdua. “Gue nggak melakukan apapun.” lanjutnya dengan ekspresi menyebalkan, khas Dimas. Albi menatap tajam ke arahnya. “Apa perlu gue perjelas lagi?” Dimas mengerlingkan matanya,”Lo terlalu serius, Bi. Dibawa santai aja.” Dimas menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. “Lo seharusnya nggak usah terlalu jauh ikut campur masalah orang lain. Yang perlu Lo lakukan hanya menyelamatkan diri dan Isyana.” “Sementara wanita diluar sana yang bernasib jauh lebih buruk dari Isyana gue biar

