65. Patah hati terberat

1294 Kata

Isyana masih menunggu, berharap Albi pulang dan ia akan menjelaskan kejadian waktu itu, dengan sebenar-benarnya. Tidak ada lagi yang perlu ditutupi, jika itu demi kebaikan bersama untuk mempertahankan rumah tangganya. Tapi sampai sore hari, Albi tidak kunjung pulang. Isyana berusaha menghubungi Albi, sayangnya lelaki itu tidak kunjung menerima panggilan darinya. “Angkat, Bi.” Isyana sedih, menatap layar ponsel dimana semua pesan singkat dan panggilannya diabaikan. “Bi,” lirihnya pelan. Isyana tertunduk, menempelkan kening dengan ponselnya. Tiba-tiba saja ponselnya bergetar, berharap itu Albi tapi yang muncul di layar ponselnya justru nomor yang sudah lama tidak pernah menghubunginya lagi. Isyana masih menyimpannya, tapi tidak pernah menghubungi atau saling bertukar pesan sekalipun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN