36. Pecahan Kaca

1738 Kata

Ada-mae sedang mengamati tato di punggung Tomas yang bertelanjang d**a dari belakang ketika pria itu mendadak membalikkan badannya dan bertanya, “Apakah istriku belum pulang?” Kaget, wanita itu menaikkan pandangannya ke atas. Mata gelap Tomas yang menatap tajam ke arahnya membuat nafas Ada-mae seketika tercekat. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya manatap mata gelap itu ketika marah. “Uhm.... So-sorry. A-apa katamu?” Ada-mae bertanya dengan wajah gelagapan. “Apakah Lucia belum pulang?” “Oh...tidak... belum,” Ada-mae menggelengkan kepalanya. Tomas mengangkat alisnya dan melirik ke arah jam yang ada di dalam rumah lewat pintu kaca. “Sudah pukul 10 malam, kemana dia?” pria itu bertanya dengan suara kesal. Ada-mae tidak langsung menjawab. Ia tahu bahwa keduanya sering bert

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN