“Ya ampun, ponakanku lucu banget. Kiyowo, kiyowo!” Nafa dari tadi terus bermain dengan anakku. Dia jarang datang, tetapi sekalinya datang langsung minta menginap tiga hari. Selama ini aku memang hampir tidak pernah membahas Nafa karena dia jarang main ke rumah. Dia baru saja selesai ikut pertukaran mahasiswa di Singapura, itulah kenapa dia jarang kelihatan. Dunianya sangat sibuk. Kata Mas Iqbal, Nafa jauh lebih ambisius daripada dirinya. “Kiyowo itu apa, Fa?” tanya Mas Iqbal yang baru saja keluar dari kamar. “Imut, Mas. Imut! Bahasa Korea.” “Oh ... ya siapa dulu, Bapaknya?” Nafa bergidik. “Dih, orang lebih mirip Mbak Naya juga!” “Masa? Satu-satunya yang bilang mirip Naya ya cuma kamu. Jelas-jelas anakku lebih mirip aku gitu.” Mas Iqbal itu cukup posesif tentang hal yang satu in