bab.4a

671 Kata
Icha POV  Bukan pertama kalinya pak bos nyakitin hati aku, ini udah kesekian kalinya. Sepertinya kejadian tadi membuat badan ku lemas sampai sekarang. Pak bos sering banget bercandain aku, tapi tadi bercanda nya sudah kelewat batas. Pake acara cium segala!? Mana belom halal! Ingin rasanya protes!  Tapi takut nanti potong gaji. Persetan ini semua demi harga diri! Aku melangkah keruangan pak bos dan langsung masuk tanpa mengetuknya. Aku melihat pak gerald yang tak terganggu sedikitpun dengan kedatangan ku yang bisa dibilang sangat berisik. Yang kulihat hanyalah pak gerald yang terlihat sedang melamun-kan sesuatu. "Bapak!" Pamggil ku pada pak gerald, takut dia kesurupan juga sih. Sedari menunggu aku mantapkan lagi niatku pada diri sendiri, untuk protes pada atasan ku yang satu ini. "Sejak kapan kamu disitu?" Kata gerald bingung setelah melihatku berdiri dihadapannnya. "Bapak gak usah basa-basi. Saya mau minta pertanggung jawaban bapak!" "Pertanggung jawaban, Tidur sama kamu aja saya belum kan? Masa udah hamil aja." Tanya gerald. "Ih pertanggung jawaban bapak karena udah berani cium saya, untungnya karyawan lain gaada yang lihat kalo lihat bisa salah paham." Kata ku. Seakan sudah mengerti, gerald pun mengganguk lalu berkata,"Kan saya udah bilang akan tambahkan kamu gaji, mau berapa?" Tanya gerald dengan santai. Aku menatap marah dan penuh dengan emosi, memangnya bibirku barang apa? Seenak jidat bisa dibayar pake duit! Aku benar-benar kesal. Sehabis ini aku harus solat tobat, dasar bos nyebelin. Aku langsung pergi dan sengaja menghentak-hentakan higheels yang kupakai untuk menandakan aku sedang marah. "Bapak jahat. Untuk hari ini jangan temui saya jika bukan perihal pekerjaan." kataku ditengah-tengah ruangannya, lalu pergi membanting pintu ruangannya. Sudahlah, masa bodo jika aku dibilang sekretaris kurang ajar pun. Jam makan siang, seperti biasa aku akan menjemput bos ku yang selalu ingin ditemani makan siang. Tapi, tunggu. Aku kan sedang marah, aku akan makan siang sendiri atau dengan anak kantor saja hari ini. saat aku berniat ke kantin kantor, seseorang menyapaku lebih dulu. "Siang mbak Icha, udah makan siang belum?" Kata Ricky Ricky anak departemen pemasaran, ucapannya yang terkenal bijak serta kinerjanya yang bagus dan sering dipuji membuat ia banyak dikagumi, serta parasnya yang menawan tak kalah dengan si bos. Dari gosip anak kantor sih, katanya ia menyukaiku. Tapi aku tetap pada pendirian, aku tak mau main- main dalam urusan kerjaan. Tapi sesaat aku teringat bagaimana kehidupan asmaraku yang tak pernah berjalan baik, karena bertahun-tahun terkekang dan terkunci rapat-rapat tak boleh kemana-mana selain berada disisi bos. Sudahlah lupakan si bos untuk saat ini. "Belum,mas" jawabku singkat. "Kalo gitu mau makan bareng aja mau? Eh, atau kamu mau makan sama si bos seperti biasa nya ya?" Tanya nya. Icha menggeleng, "Hari ini saya free." kata ku sambil melangkahkan kaki ke arahnya, tapi segera  terhenti ketika suara menyebalkan itu muncul. "Kata siapa kamu free, Icha?" Author POV  Alhasil saat ini Icha dan gerald makan bersama, karena alasan tidak penting yang bosnya ucapkan pada Ricky. Awalnya Ricky ingin mempertahankan agar dapat makan siang bersama ku, tapi akhirnya mengalah juga karena perkataan yang dilontarkan bos pada nya. Kurang lebih begini. "Icha itu sekretaris saya, yang memang harus selalu disamping saya. Lah? Kalau kamu memang siapanya, berani ajak Icha makan siang  bareng ." Icha tetap diam, menunjukan bahwa dia memang sedang benar- benar marah dengan pria dihadapannya. "Cha, kamu kenapa sih? Gak biasa nya kamu kayak gini, saya kan emang sering ledekin kamu, tapi kenapa kamu ngambekan gini sekarang?"Kata gerald dengan wajah lesunya. Jujur gerald kesepian karena tak ada Icha yang biasanya ia ledeki atau malah sebaliknya Icha yang menjahilinya, ia rindu itu. Gimana gak marah, ciuman pertama Icha baru saja direngut oleh bos super ngeselin nya. Percuma ganteng kalo tidak peka, atau memang pura-pura gak peka? "Cha, jawab saya dong jangan mengabaikan saya seperti ini" ujar gerald sedih. Icha masih tetap diam. "Yasudah saya minta maaf sama kamu, sekarang kamu mau nya apa? Mau saya balikin ciuman tadi ke bibir kamu lagi, atau besok saya nikah kan kamu?" Saat ini Icha hanya ingin bertemu si cantik dan mengadu padanya bahwa papinya si cantik, sungguh ingin dilemparnya kedasar laut yang paling dalam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN