"Pak, saya minta air dingin ya." Ujar Icha pada bosnya yang tengah sibuk dengan berkas laporan kantor beserta laptop di meja ruang tengah. Icha menuju kulkas Gerald dan menuangkan botol air dingin kedalam gelas yang telah diambilnya.
"Cha, ambilin saya juga dong saya haus nih.." ujar pak gerald tanpa melirik Icha.
'Dasar gila kerja' batin Icha seraya menggelengkan kepalanya. Icha mengambilkan juga untuk gerald lalu diberikannya seraya duduk di samping bosnya.
"Bapak gak capek apa kerja terus?" Tanya Icha seraya mengambil cemilan dan memakannya.
"Suapin cha, saya juga lapar. Tadi kamu tanya apa ke saya?" Tanya pak gerald.
Icha segera menyuapi bosnya makanan ringan yang juga ia makan barusan, memasukan sedikit demi sedikit dengan tangannya agar bosnya tidak tersedak, "Saya tadi tanya, bapak gak capek kerja terus?" ujar Icha
"Hm, gimana ya jawabnya? Kalo dibilang capek sih capek cha. Tapi kan aman selagi ada kamu yang bisa saya suruh pijitin badan tiap malam.." ujar gerald sambil terkekeh, jangan lupakan, Gerald masih tetap fokus pada laptopnya.
"Si bapak doyan banget suruh-suruh saya, kalo ga disuruh, digodain kalo nggak di ledekin, dan yang paling ngeselin kalo udah dijahili bapak." Ujar Icha yang malah terdengar seperti mengadu pada orang tua.
"Saya suka lucu kalo kamu panggil saya bapak, saya berasa punya anak"
"Kenapa gak sekalian panggil saya sayang aja biar saya ngerasa punya istri?" kata gerald seraya membenahi laptopnya lalu menatap Icha. "Bapak ih!" Ujar Icha cemberut sebari memanyunkan bibirnya.
Gerald tertawa, "Lalu bapak kenapa gak cari istri?" Tanya Icha pada bosnya.
"Saya udah punya calon tapi pas dilamar saya ditolak terus, katanya sih saya gak serius." ujar pak gerald seraya menaikan bahunya.
"Oh, kalo itu sih saya percaya. Bapak kan emang gak pernah serius." Kata Icha santai.
'Dasar sekretaris gak peka.'
"Saya gak bakal jadi pemilik perusahaan kalo gak pernah serius cha." kata pak gerald yang hanya dibalas dehem-an oleh Icha.
"Cha mandi gih!" Ujar pak gerald pada Icha."Emang saya bau pak disuruh mandi? Lagi juga saya gak bawa ganti." Kata Icha.
"Iya kamu bau, kamu lupa ya? baju kamu kan banyak disini coba kamu lihat dilemari saya." Ucap Gerald pada sekretarisnya.
"Oia, kok saya baru ingat sih udah lama gak nginep karena kita lebih sering musuhan ya pak akhir-akhir ini." Kata Icha terkekeh.
"Emang mau ada apa sih pak pake acara mandi segala, saya masih ingat pas bapak bilang kalo saya mandi atau gak mandi sama aja, kan?" ujar Icha pada bosnya lagi.
"Temani saya jalan-jalan hari ini. Anggap aja hari ini kencan pertama sebelum menikah.."
Icha hanya menggelengkan kepala saja mendengar Ucapan sang bos.
20 menit kemudian.
"Sejak kapan bapak rapih?" Ujar Icha yang baru selesai mandi di kamar bawah. "Nunggu kamu lama, sekalian aja saya mandi dikamar atas."
Gerald nampak lebih segar dan tampak muda kalau pakai kaos putih dan celana jins seperti sekarang.
"Saya kayak baru pertama kali lihat bapak pake santai gini." ujar Icha.
"Memang saya gak pernah ya, mungkin kamu kali yang gak pernah perhatiin saya cha."
"... dan- kamu gak salah pake baju pink gitu kayak anak bocah, lagi juga kenapa baju kita bisa mirip gini?" Ujar pak bos lagi.
Memang sih kaosnya terlihat mirip hanya warna saja mungkin yg berbeda. Icha sengaja tak menjawab pertanyaan gerald karena kalau dilanjuti bisa panjang urusan nya.
Mobil gerald, 09. 45 pagi.
"Kita mau jalan kemana pak?"
"Kamu mau ke mall cha?"
"Kebiasaan bapak dari dulu setiap ajakin saya jalan pasti ke mall udah kayak simpenan bapak aja. Apalagi waktu itu pas bapak pake pakaian formal dan saya informal." Dengus Icha.
"Bapak gak ada romantis nya ya sama sekretaris yang sudah mengabdi bertahun-tahun sama bapak." Kata Icha yang sekarang malah terlihat mengomel.
"Cha jaga ucapan, saya ini masih bos kamu loh! Gimana nanti pas saya nikahin kamu, saya jadi mikir- mikir lagi nih." Kata gerald yang dibalas gelengan saja oleh Icha.
"Yaudah kamu maunya kemana cha?" Tanya gerald.
"Bapak tanya saya?" Tanya Icha tak percaya, dan dibalas anggukan kecil dari gerald.
"Hm, ke taman hiburan!" Kata Icha semangat.
"Cha kamu udah gede loh, udah bukan ABG lagi! Inget umur kamu tuh udah 27 tahun." Kata gerald mengingatkan.
"Bapak gak mau kesana?" Kata Icha dengan suara yang dibuat semenyedihkan mungkin.
Masalah sebenarnya adalah umur gerald yang sudah tidak pantas untuk berada disitu, tapi pada akhirnya Gerald menghela napas,
"Oke, terserah kamu cha. Saya ikut."
Sampai di taman hiburan setelah membayar loket, mereka akhirnya masuk dan membeli beberapa koin dengan jumlah banyak.
Icha bersiap untuk berlari, tapi sebelum itu lengan nya ditarik oleh gerald.
"Jangan lari-lari! Nanti kamu jatuh lalu nangis dan minta saya gendong kan gawat, iya kan?" Tanya gerald.
"Iya saya gak akan lari- lari." Jawab Icha lesu.
Mereka bermain banyak sekali permainan, gerald yang tak tanggung-tanggung membayar coint dengan tarif satu juta rupiah santai saja, karena rencana nya mereka akan disini sampai malam.
"Kamh masih belum capek? Kapan mau pulang?" Tanya gerald pada Icha.
Icha tersenyum,
"Iya sekarang. Oiya, Makasih ya pak! Bapak baik banget hari ini ke saya. Gak kayak biasanya kalo ke mall cuma belanjain saya aja abis itu pulang."