“Aku mau bunuh diri saja ah, Ndy!” Suara Tito dari seberang, sukses membuat Sandy yang duduk di bibir tempat tidur, mengernyit. Derit tanda pintu terbuka, mengalihkan fokus Sandy. Sandy menoleh ke sumber suara yang tak lain pintu kamar mandi di sebelah. Di sana, Windy yang baru mandi dengan kepala terbungkus handuk, langsung menatapnya penasaran. “Siapa?” lirih Windy sembari mendekati sang suami. Ia yang masih mengenakan handuk pakaian warna putih, melangkah santai memijat-mijat kepalanya menggunakan kedua tangan. “Ada yang izin mau bunuh diri,” bisik Sandy yang kemudian mengangsurkan ponsel di tangan kanannya dan memang ponsel Windy. Windy langsung mengernyit tak percaya. “Siapa, sih?” ia masih berbisik, kemudian menerima ponselnya dari Sandy. Windy duduk di sebelah Sandy, sedangkan