Azuraa mengira Emran benar akan datang, untuk pada akhirnya membawa dia pergi jauh dari dunia yang begitu menyedihkan ini. Namun rupanya itu hanya sebuah fantasi semata. Azuraa berhalusinasi Emran menjemput dan sekali lagi membantunya melewati peristiwa yang sungguh tak masuk diakal. Nampaknya dia sudah sangat bergantung pada atasannya itu. "Apa ini hukuman?" gumam Azuraa bersuara pelan nan serak, wajahnya tertunduk lesu. "Karena aku menyakitimu habis–habisan." Jika ada satu kesempatan lagi bagi Azuraa untuk bertemu dengan Emran, dia sangat ingin meminta maaf sebab sudah menoreh luka di hati pria yang bisa dikatakan sebagai malaikatnya itu. Azuraa menerima karma yang instant. Kini dia tahu rasanya ditinggalkan. "Kamu baik-baik saja, Zuraa?" tanya Malik yang sejak tadi berdiri di pojok

