Andai Sari punya keberanian sebesar itu untuk membentak Azuraa seperti bayangan di kepalanya, maka sudah pasti segala kebencian dan kemarahan yang dia tahan selama ini dapat tersampaikan. Hanya saja, Sari tidak bisa membuat seluruh rencana yang tlah dia dan Malik susun menjadi berantakan. Sebab itu sampai akhir Sari berusaha membuat Azuraa agar bersedia memaafkan. "Mbak Zuraa, tunggu dulu!" cegat Sari yang terus–terusan menarik baju Azuraa. "Minimal dengarkan dulu!" "Kemasi barang-barangmu!" Azuraa menyimpulkan, menarik Sari pergi ke kamar dan mendorongnya hingga terjatuh ke lantai. Sari sempat meringis nyeri memegangi perutnya. Kemudian matanya membeliak tajam ke arah sang nyonya. Namun Azuraa melewati peristiwa itu, hingga tidak sadar bencana lain apa yang menunggunya di depan. "Sa

