Sari mendengus mendengar Aditya menyebut nama Azuraa juga, dan menyamakan posisi mereka berdua sebagai korban dari Malik. “Aku tahu kau akhirnya merasa bersalah atas perbuatan kalian terhadap Azuraa, maka dari itu pula kau bersemangat untuk balas dendam, supaya rasa berdosa yang kau menghantuimu selama ini berkurang. Iya ‘kan!” ucap Aditya sambil terus membuang kapas bekas riasan Sari. “Sok tahu!” sahut Sari ketus, matanya berkaca-kaca meski tidak kentara karena ucapan Aditya memang benar. Tapi dia tak mengakuinya karena gengsi. Aditya tersenyum, dia lalu beralih membuka pakaian dalam yang masih melekat di tubuh Sari. “Itu salah satu yang membuatku bersemangat juga, tak apa!” katanya. Sari diam saja membiarkan lelaki berbadan tegap itu meloloskan celana dalamnya juga, sehingga akhir

