Emran hendak memeluknya namun Azuraa memilih menunduk dan menahan jarak di antara mereka. “Zuraa.” “Maaf, aku masih terkejut dengan pertemuan kita,” ucapnya pelan seraya memalingkan wajahnya dari pandangan Emran. Emran menatapnya sendu, dia bisa mengerti dengan sikap Azuraa. “Ya, maafkan aku juga!” katanya seraya melepaskan pelukannya lalu mundur selangkah membentuk jarak. “Aku juga tidak bertanya barangkali kau sudah ada pria lain bersamamu,” lanjutnya. Perih hati mendengar itu, Azuraa ingin menyangkal dugaan Emran namun saat ini rasanya lidahnya kelu. Ingin sekali dia bercerita banyak hal tentang apa yang sudah dia lalui selama 2 tahun ini, tak satu malam pun yang terlewat tanpa Emran muncul di mimpinya. “Emran, aku–” “Aku senang kau dalam keadaan baik-baik saja, dan juga anak it

