Air mata Azuraa menitik mendengar kisahnya. “Tapi rasanya saya tidak pantas menerima semua ini, saya hanya teman jauh yang baru sekali ini datang ke kota ini, Pak!” tolaknya tak bisa menahan tangis. “Tapi Non Mira percaya sama Neng Azuraa, beliau seolah sudah memprediksi jika kematiannya sudah dekat. Saya pun dibuat terkejut dengan keputusannya,” ucap Bapak Tua sedih. “Saya mengabdi pada keluarganya selama puluhan tahun, dan rupanya semua harus selesai tanpa ada satupun keturunan Tuan yang bisa saya jaga lagi!” Menyesakkan, Azuraa dan Bapak Tua pun sama-sama diam dalam tangis masing-masing. “Lalu, Bapak bagaimana?” tanya Azuraa seraya menatap Bapak Tua itu. Bapak itu tersenyum, “Bapak sudah ada tabungan dan kebun di kampung, jadi mau pulang saja setelah melakukan tugas terakhir unt

