Mengingat Emran

1164 Kata

Merasa mendapat respon, Arya pun memperdalam ciumannya. Dipegangnya wajah Azuraa dan membelai tengkuk wanita itu dengan lembut, sementara satu tangannya lagi menarik pinggang Azuraa merapat padanya. Tangan Azuraa yang semula menyentuh d**a Arya–berniat untuk menolak, kini erat mencengkram bagian depan kemeja lelaki itu. Sentuhan dan ciuman Arya tak urung memantik api gairah yang telah lama membeku. Emran … Detik itu juga Azuraa tersentak dengan pikirannya sendiri, reflek didorongnya Arya hingga lelaki itu mundur dengan wajah terkejut. “Azuraa?” Azuraa terdiam dengan napas teengah, menatap Arya yang kini jelas ada di depan matanya. Tapi kenapa justru wajah Emran yang memenuhi kepalanya ketika mereka berciuman tadi. “M-maaf, Arya. Aku … aku …." Azuraa hanya bisa tertunduk akhirnya, tak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN