“Jadi, Rani bilang apa barusan? Zayyan tidak rewel ‘kan?” tanya Emran, perlahan kakinya melangkah mendesak Azuraa, mengarahkannya ke sofa. Azuraa mengerling menatap datar, paham dengan maksud gerakan Emran tersebut. “Dia tanya kapan kita bulan madu,” katanya sambil menahan tawa. “Oh, ya!” ujar Emran. Azuraa tertawa ketika langkahnya membentur sofa, dia jatuh terduduk dan Emran langsung naik mengurungnya di antara kedua pahanya. “Emran!” “Apa?” Azuraa tersipu dengan posisi mereka saat ini, wajahnya tepat di depan perut Emran. Matanya tak bisa fokus dan sesekali tertuju pada bagian di bawah perut itu. “Hm, matanya!” ucap Emran tersenyum miring, tangannya membelai rambut Azuraa yang ada di bawahnya. Azuraa mendongak menatapnya, Emran pun mengunci pandangan mereka berdua. Perlahan d

