Sari tertawa sinis mendengar pernyataan yang baru saja keluar dari mulut Malik, rasanya dia tak percaya jika laki-laki itu tak menyesal sudah menceraikan Azuraa dengan reaksinya tadi.
“Kenapa aku tidak percaya, ya. Buktikan kalau kau memang tidak menyesal membuang dia, Mas!” teriak Sari.
Malik tak ingin terpancing lagi, bisa-bisa dia jadi lepas kendali dan kembali hendak menampar istrinya itu.
“Masa bodoh! Kalau kalian memang menganggapnya begitu, persetan! Aku tak mau ambil pusing karena kelakuan kalian sendiri sudah membuat semuanya kacau!” dengusnya, lalu melengos pergi sambil bersungut-sungut.
Sari juga mendengus, kemarahannya belum habis tapi Malik sudah pergi. Maka jadilah, dia hanya bisa melampiaskan kekesalannya pada benda yang bisa dijangkaunya, salah satunya botol parfum yang
