“Apa kamu bilang!?” geram Malik, emosinya semakin menjadi mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Azuraa. Azuraa tersenyum sinis tanpa takut. “Iya, sikap kamu membuatku menyesal sudah berkorban begitu besar untuk kesembuhanmu, karena pada saat kamu sudah sembuh pun, kamu dan keluargamu itu hanya bisa berlaku seenaknya sama aku!” Malik diam dengan tangan terkepal. “Apa? Kenapa?” tukas Azuraa, “tidak terima dengan semua yang aku katakan?” lanjutnya tanpa takut. “Kalau kau memang berpikir jika kau memiliki hak atas harta yang aku punya, silakan lakukan apapun itu untuk melawanku!” teriak Azuraa yang lalu mengangkat tangannya dan menunjuk lurus pada Malik. “Tapi aku pun akan meminta uang hasil kerja kerasku, yang kau anggap hina itu, yang kau pakai untuk biaya pengobatan jantungmu!

