Azuraa tak menyangka jika Malik benar-benar ingin melawannya di pengadilan, dia menerima surat panggilan sidang dari kantor pengadilan setempat hari ini. “Astaga!” desahnya lelah. Azuraa tak habis pikir apa yang diinginkan Malik sebenarnya, dia tahu untuk menyewa pengacara pun bukanlah hal yang murah. “Tapi aku harus bersiap, bagaimanapun aku harus mempertahankan apa yang menjadi milikku. Mereka menginginkan aku jatuh miskin dan hartaku jatuh ke tangan Malik!” geramnya. Maka siang itu, dia menuju ke pengadilan. Berjalan tegap dan mengangkat dagu ketika melihat Malik dan yang lainnya sudah bersiaga di sana, terlihat juga ada seorang pengacara bersama mereka. Ada sedikit rasa gentar karena dirinya hanya sendirian di sini, dalam hati di sempat menyebut nama Emran, tapi tentu saja laki-lak

