Seminggu menunggu keputusan hakim rasanya sungguh menyiksa, Azuraa seolah terkunci untuk menggunakan setiap harta benda miliknya karena semuanya masuk ke dalam tuntutan harta gono-gini yang diinginkan Malik. Apalagi pria itu terus datang dengan lagak congkak dan terus mengingatkan jika semua yang ada di rumah itu adalah haknya. “Apa kau tidak lelah bolak-balik kemari?!” tukasnya ketika melihat Malik datang sore itu. Malik hanya menanggapi dengan senyum miring, dia mengedarkan pandangan seolah memeriksa semua benda masih berada di tempatnya. “Tidak ada yang hilang!” ujarnya tersenyum lebar. Azuraa benar-benar merasa terganggu kali ini, dia sendiri baru saja pulang dari kantor, mengalami hari yang buruk karena pekerjaan yang tidak ada habisnya. Dia ingin menenangkan diri dan mandi denga

