Dari kursi kerja, suami-istri itu beralih ke ranjang empuk mereka. Sisilia merasakan perubahan emosi Ambrosio. Pria itu meletakkannya pada posisi di bawah dan mendominasi seluruh pergerakan. Selama intercourse sorot mata pria itu gelap dan tajam, tetapi menghindari menatap matanya. Ambrosio tidak banyak membuat suara, ditahannya dengan mengatup rapat mulutnya atau mencium bibir istrinya dengan kuat dan kasar, sehingga terasa asin darah dalam mulut Sisilia. Sisilia tidak melawannya. Pria di atasnya menunjukkan dengan bahasa tubuhnya ia merasa tersakiti. Hatinya yang sensitif, terasa dicakar-cakar mendengar perkataan istrinya. Setelah selesai dengan pelepasannya yang terasa lega sekaligus sakit itu, Ambrosio berbaring telentang dengan napas tersengal dan da.da turun naik. Matanya kosong me

